Sunday, October 09, 2011

Duka


Aku takut perlahan-lahan mati dibunuh sepi

Dengan tikaman angin dingin yang menusuk sampai ke tulang-tulang

Aku takut memejamkan mata dan tak bangun lagi

Menghilang tanpa cerita yang tak sempat tersampaikan

Suara kipas angin dan dan celah-celah jendela seperti tak berfungsi melenyapkan kebungkaman ruangan

Tak lagi mati rasa, sekarang aku merasa kedinginan sekaligus gerah

Seperti duka, yang datang dan pergi dengan membawa pertemuan sekaligus pengakhiran

Duka tak pernah lupa membawa pertemuan, karena jiwa-jiwanya yang mengikat rasa itu

Duka juga sekaligus pengakhiran, untuk belajar pemaknaan tentang kembali ke Tuhan


...dari Tuhan, kembali ke Tuhan...


...dari Tuhan, kembali ke Tuhan...


...dari Tuhan, kembali ke Tuhan...

No comments:

Post a Comment

Ayo..... tekan tuts keyboardnya.....