Aku takut perlahan-lahan mati dibunuh sepi
Dengan tikaman angin dingin yang menusuk sampai ke tulang-tulang
Aku takut memejamkan mata dan tak bangun lagi
Menghilang tanpa cerita yang tak sempat tersampaikan
Suara kipas angin dan dan celah-celah jendela seperti tak berfungsi melenyapkan kebungkaman ruangan
Tak lagi mati rasa, sekarang aku merasa kedinginan sekaligus gerah
Seperti duka, yang datang dan pergi dengan membawa pertemuan sekaligus pengakhiran
Duka tak pernah lupa membawa pertemuan, karena jiwa-jiwanya yang mengikat rasa itu
Duka juga sekaligus pengakhiran, untuk belajar pemaknaan tentang kembali ke Tuhan
...dari Tuhan, kembali ke Tuhan...
...dari Tuhan, kembali ke Tuhan...
No comments:
Post a Comment
Ayo..... tekan tuts keyboardnya.....