Thursday, November 03, 2011

13 Jimat yang Harus Dibaca #2


Ini bagian kedua dari kumpulan tips menulis yang dibuat oleh Mister Fishman. Yup, tetap seperti bagian pertama, tulisan ini dipenuhi oleh kutipan-kutipan dari penulis dan public figure bule. Sejujurnya, saya juga tidak kenal mereka kecuali Albert Einstein :P tapi Anda pasti masih bisa googling nama mereka dong......
Bukan lagi 10, tapi kali ini ada 13 poin jimat yang harus dibaca. Saya harap bisa bermanfaat, selamat menikmati! :D

We are all creative.
Semua orang memiliki daya cipta.

"Kerapkali kita membutakan mata batin kita. Itulah sebabnya kita jadi sakit hati ketika membaca bari-baris yang ditulis oleh seorang master karena kita beranggapan itu bisa kita lakukan. Ini menjadi bibit perih yang membuat kita tak berdaya karena kita tidak percaya pada kekuatan kita sendiri dan kriteria tentang kebenaran dan keindahan. Setiap manusia, jika saja ia mendapat ketenangan, jika saja ia sangat jujur pada dirinya sendiri, ia akan sanggup menyampaikan kebenaran yang paling hakiki. Kita semua berasal dari sumber yang sama. Orisinil atau tidaknya sesuatu itu bukanlah misteri yang perlu ditelusuri. Kita semua, baik itu raja, penyair, musisi, adalah bagian dari sebuah karya besar. Kita hanya perlu membuka dan menemukan apa yang sudah ada di sana".
(HENRY MILLER)


Commit.
Kerjakan sekarang juga.

"Apapun yang dapat kamu lakukan atau yang kamu rasa mampu lakukan, lakukanlah sekarang juga. Mulailah. Dalam keberanian itu terdapat kecerdasan, kekuatan dan keajaiban".
(JOHAN WOLFGANG von GOETHE)


Caution strangles creativity.
Terlalu berhati-hati akan menghambat kreativitas.

"Keinginan agar aman menentang setiap usaha yang besar dan mulia".
(TACITUS)

God is in the detail.
Kekuatan ada pada detail. Jadi buatlah detail-detailnya.

"Homer, Dante, Shakespears adalah pengarang hebat karena mereka selalu bekerja dengan efektif, sangat memperhatikan detail-detail dan mencatat hal-hal dengan teliti".
(WILLIAM STRUCK Jr. dan E.B. WHITE)

Have a go.
Jalan sajalah.

"Loncatlah! Jaraknya tidak seluas yang kamu pikirkan."
(JOSEPH CAMPBELL)

It's how you say it.
Yang penting adalah bagaimana mengungkapkannya.

"Seorang penulis harus memiliki keahlian. Dia harus mempelajari aturannya dan boleh saja melanggarnya kemudian. Kamu tidak bisa merasa bahwa kamu punya sesuatu untuk dikatakan tapi tak tahu bagaimana mengatakannya. Kamu harus belajar mengatakannya".
(ARTHUR KOPIT)

Writing fiction challenges you.
Menulis fiksi itu adalah bentuk tantangan untukmu.

"Menulis itu seperti olah raga keras, seperti sepak bola. Mengapa banyak anak kecil bermain sepak bola? Mereka bisa terluka, kan? Mereka bahkan tidak sabar menunggu sampai hari Sabtu untuk bisa melakukannya. Menulis kurang lebih seperti itu. Kamu bisa sakit, namun kamu juga akan bisa untuk menikmatinya".

(IRWIN SHAW)

First draft is a time for uncertainty.
Draf pertama itu biasanya tidak karuan.

"Menulis konsep pertama itu seperti meraba-raba dalam kamar yang gelap, seperti tak bisa mendengar suatu percakapan atau seperti melontarkan lelucon yang kamu lupa bagian akhirnya yang lucu. Seperti kata orang, seseorang menulis untuk menulis kembali; karena menulis kembali dan merevisi sebuah tulisan merupakan cara seseorang mendiami materi tulisan secara utuh".
(TED SOLOTAROFF)

Get to the end and stop.
Kamu harus tahu kapan harus berhenti: selesaikan tulisanmu lalu berhenti!

"Hanya ada satu hal yang dapat kamu lakukan dalam menulis sebuah novel, yaitu teruslah menulis sampai novel itu selesai ditulis sampai akhir".
(ERNEST HEMINGWAY kepada F. SCOTT FITZGERALD)

Creativity requires works.
Kita bisa kreatif kalau bekerja, melakukan sesuatu, tidak diam saja.

"Gerak hati atau impuls yang artistik tampaknya tidak ingin menghasilkan pekerjaan yang sudah jadi. Sesudah gagasan lahir, impuls akan meninggalkan kita setelah pekerjaan kita setengah jadi; dan selebihnya kita mesti jalan terus dengan ide kita! Seni itu sebuah kerja keras".
(CLARENCE DAY)

Work hard.
Kerja keraslah.

"Menjadi jenius itu adalah kemampuan yang tak terbatas untuk berusaha sekeras kerasnya."
(ALBERT EINSTEIN)

Be wild.
Jadilah liar.

"Setiap orang memiliki bakat. Namun jarang bakat itu disertai keberanian untuk mengeksplorasi bakat tersebut semaksimal mungkin."
(ERICA JONG)


Capture first thoughts.
Tulislah ide apa saja yang ada dalam pikiranmu.

"Jangan terlalu banyak berfikir".
(NATALIE GOLDBERG)

"Ide yang melintas pertama kali dalam pikiranmu adalah sesuatu yang paling kuat".
(BOB DYLAN)

"Sudahlah, tendang saja bolanya!".
(ALLEN GINSBERG)


;)

Wednesday, October 26, 2011

Hujan #Cerpen#

Hujan. Bagiku hujan memiliki bahasa tersendiri. Ia mengungkapkan apa yang ia mau katakan padaku. Tergantung pengartiannya dari kapan dan bagaimana caranya turun. Aku punya cara tersendiri menyerap bahasanya. Tergantung apa yang kurasakan, walaupundengan mata tertutup dan aku tidak mendengar suaranya. Ya aku bisa tahu kalau ia sedang marah atau rindu padaku, walaupun tidak dingin, walaupun ia belum turun bahkan embunnya belum berkumpul dan membentuk arakan mendung.

Kamu tahu? Kamu tahu kalau hujan sebenarnya adalah bahasa yang disampaikan oleh orang-orang yang telah mati? Ya, ia berbahasa melalui rintik yang gemulai sampai siraman liar yang menghentak. Yang membius kita untuk melayang bersama burung-burung itu, untuk bersatu dengannya. Mengelana dalam ruang yang sekilas tanpa jeda.

Aku ingat, dulu ia selalu datang ketika ada rinai hujan. Walaupun ia tidak lama di depanku, tapi air hujan bekas jejak kakinya masih tetap tergenang di depan sana. Tidak berbeda dengan hujan yang meresap di bahu baju seragam putihnya. Ketika ia mengusap air di bahu dan aku meraba bekas jejak kakinya, tangan kami bersentuhan.

Seringkali ia muncul saat hujan. Mungkin itu saat paling tepat untuknya mencari-cari waktu. Atau kalau tidak, hujan yang menyulap hari sedikit gelap membuat wajahku kehilangan sedikit kekurangannya. Ia muncul tanpa berujar. Tak pernah berujar. Kami melempar pesan melalui mata dan bersentuhan dengan hujan. Selama bertahun-tahun.

Dulu saat aku masih kecil, hujan selalu membuat orang rumah waswas. Airnya yang menyapu lantai kayu dapur yang sebagian tak beratap, dan seringkali tergenang membuat ibu angkatku marah. Belum lagi petir yang menggelegar, seluruh tante maupun oom dari keluarga besar di rumah itu tidak ada yang suka. Tante selalu dengan sewot mencabut colokan kabel listrik, "takut disambar petir," katanya.

Oomku yang paling muda juga tak berani berdiam di kamarnya yang gelap. Kamarnya memang lebih gelap dibanding ruang-ruang lain di rumah kayu tua. Seluruh jendela rumah ditutup, yang membuat angin merasuk ke bawah tikar plastik melalui celah-celah lantai kayu yang mulai reot. Membuat tikar plastik itu menggelembung, naik dengan sendirinya seperti dimasuki hantu dari bawah. Belum lagi mereka masih harus memutar-mutar antena televisi besi yang berat dan tinggi ketika hujan redajika tak mau menonton kerumunan semut.

Tapi ketika jendela rumah itu baru ditutup dan mulai gelap, dingin hujan membuatku merasa tenteram. Nuansa tempat tinggal sangat nyaman, aku aman di sana. Dingin dan nyaman. Saat itu aku mulai melirik hujan. Semua orang di rumah membencinya dan melarangku bermain apalagi bersentuhan dengan hujan, "Demam!" cegat ibu angkatku. Aku mulai mencari waktu untuk menikmati hujan seorang diri tanpa campur tangan siapapun. Diam-diam, aku berselingkuh dengan hujan.

Setelah aku dewasa, kemunculannya bersama hujan telah memberikan kelengkapan tersendiri. Hujan tidak lagi janggal karena aku menyukai serbuan gerimis itu dengan alasan kuat. Alasan yang sama dengan alasanku kenapa menyukainya. Dingin dan nyaman.

Sudah dua puluh tahun terakhir ini aku tidak melihatnya lagi ketika hujan datang. Terakhir kali aku melihatnya saat aku berusia tujuh belas. Orang-orang bilang ia telah pergi jauh, sangat jauh. Aku tetap belum bisa percaya. Jasad yang mereka panggil dengan sebutan namanya, seperti bukan ia. Seperti orang lain. Ia tidak pernah mati. Kemarin ataupun beberapa malam lalu aku melihatnya di seberang jalan, dengan satu stel atasan dan bawahan putih. Ia sempat menoleh dan tersenyum padaku. Kadang aku melihatnya datang ke kamarku tiba-tiba di tengah malam, melihatnya di jalan raya menuju kampusku, di gedung tua sekolahan, di atas bianglala, dan aku melihatnya memasuki kamar kami sesaat lepas aku bercinta dengan pacar pertamaku.

Sekarang warna langit yang dingin. Bukan putih tidak juga biru. Kelabu yang nyaris hitam. Sangat dingin namun memberikan kehangatan emosi. Sebentar lagi turun hujan. Burung-burung sudah berpasang-pasangan terbang dari langit mendung. Begitu indah. Aku ingin menyatu dengan seluruh genangan air hujan. Seperti sekarang, di kedalaman laut ini, membiarkan seluruh tubuhku meresap ke dalam tiap tetes airnya. Aku bisa merasakannya sangat dingin. Merasa berpelukan dengan hujan dan seluruh tubuhku dibelai olehnya.

Semakin dingin, kumpulan aliran hujan ini mulai merasuki tiap pori di tubuhku, aku menikmatinya. Seperti melayang dalam ruang hampa udara yang membekukan. Aku tak tahu seberapa jauh sekarang. Seberapa kaki tubuhku telah menjelajah jatuh di kedalaman laut. Rasa ingin membeku ini membuatku bisa mengartikan makna mendung abu-abu sebelum hujan. Dari atas lamat terdengar suara rintik air yang mulai membaur dengan laut. Sekarang sedang turun hujan.***

Thursday, October 20, 2011

10 Jimat yang Harus Dibaca #1

Menulis itu jenius!
Setidaknya itu yang dikatakan Rolland Fishman dalam bukunya 'Creative Wisdom for Writers'. Dan karena saya kembali menemukan buku ini dengan keadaan yang debunya nyaris 1 centi, saya penasaran lalu membaca ulang. Ternyata benar, dulu saya hanya membeli dan tidak membacanya..... Saya akan berbagi mengenai isi buku ini kepada Anda semua. Berbagi itu indah. Asal bukan berbagi suami. Btw, inilah beberapa trik menulis oleh Mister Fishman:
Thinking about writing or talking about writing or worrying about writing is not writing.
Berpikir tentang menulis atau hanya berbicara tentang menulis atau terus cemas tentang apa yang akan ditulis adalah tidak menulis sama sekali.

"Awali setiap pagimu dengan menulis, itu akan membuatmu menjadi seorang penulis".
(GERALD BREMAN)


Your imagination knows the truth and the truth is eternal.
Imajinasimu tahu tentang kebenaran; dan kebenaran itu abadi.

"Aku tidak tahu apa-apa selain punya keinginan yang kuat dari dalam diriku untuk mulai menulis suatu kebenaran imajinasi".
(JOHN KEATS)


Kill the internal editor.
Bunuh saja editor yang ada dalam dirimu itu.

"Selama proses penciptaan berlangsung, seharusnya jangan ada pikiran yang mengacaukan seperti suara mencela atau suara rewel yang terlalu banyak mengkritik dan memberi penilaian".
(VICTORIA NELSON)

Dream.
Bermimpilah.

"Pada awalnya kita hanya membaca sedikit kata-kata di awal buku atau bagian tertentu dari cerita itu. Tapi setelah itu secara tiba-tiba yang kita lihat pada halaman buku itu bukan lagi kata-kata melainkan sebuah kereta yang melintasi Rusia, seorang Italia tua yang sedang menangis, atau sebuah rumah petani di tengah ladangnya yang sedang diterjang hujan".
(JOHN GARDNER)


Go for the emotion.
Biarkan emosimu lepas.

"Hanya emosi yang terus menerus selalu ada".
(EZRA POUND)


Create moral dilemmas.
Ciptakan dilema moral.

"Di dalam akhir analisismu, buatlah ketegangan yang nyata dengan memunculkan dilema moral dan keberanian untuk berbuat dan bertindak berdasarkan pilihan-pilihan. Ketegangan akan nampak jelek jika ia datang dari kejadian yang jelek dan tak disengaja dari sesuatu yang tak berarti apa-apa".
(JOHN GARDNER)


Push yourself.
Doronglah dirimu sendiri.

"Karakter-karakter yang ada dalam novel-novelku sendiri adalah kemungkinanku yang tidak kusadari. Masing-masing telah melintasi batas yang aku sendiri telah menghindarinya..... di balik batas itulah kerahasiaan mulai tersibak dalam novel itu".
(MILAN KUNDERA)


Nobody knows anything.
Tak ada seorangpun yang tahu segalanya.

"Herr Doctor yang terhormat:
Anda telah 10 bulan terlambat dari waktu yang telah disepakati untuk menyelesaikan buku Das Kapital, yang telah Anda sepakati untuk diterbitkan di penerbit kami. Jika kami tidak menerima naskah itu dalam 6 bulan ini, kami harus menugaskan penulis lain untuk menulis buku ini".
(Surat untuk KARL MARX dari penerbit LEIPZIG)


Just do it!
Pokoknya lakukan saja!

"Orang selalu bertanya: bagaimana jika aku mengalami jalan buntu dan tidak ada yang bisa aku tuliskan? Juga, bagaimana jika aku tidak mengisi hidup dengan kesempatan untuk bisa mengungkapkan apa yang ingin kuutarakan?"
(JULIA CAMERON)


Imagine.
Berimajinasilah.


"Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan".
(ALBERT EINSTE
IN)
Tunggu bagian kedua ya..... ;)

Monday, October 17, 2011

Perempuan yang Ada Foto Wajahnya, Anda Berdosa!!!

Barusan buka fesbuk, eh ada aja yang nulis status gini:

Sekiranya foto profilmu menjadi perbincangan kaum adam karena raut wajah yang kau banggakan itu dan jelas kau pampang agar dilihat oleh orang lain. Apakah kau tidak merasa risih atau justru bangga...? Apakah kau tidak malu dengan mata mata liar yang memandang setiap lekuk di wajahmu...? Zinahnya mata ialah memandang, sekiranya foto profilmu dapat menyebabkan itu, apakah masih bangga.....?

Eits, tunggu dulu tunggu dulu tunggu dulu.
"malu dengan mata-mata liar yang memandang setiap lekuk di wajahmu.....?"
Saya langsung paranoid. Jangan-jangan..... yang dimaksudkan adalah foto..... saya? teman saya? keluarga saya? tetangga? anak tetangga saya?
Memangnya ada apa dengan mata liar yang memandang setiap lekuk di wajahmu?! Wajah kan bukan aurat..... bukan auraaaaat..... apalagi kalau ekspresinya gak mesum dan biasa-biasa. Liatnya juga biasa aja kalee.. Kalaupun Anda maunya menundukkan pandangan, ya jaga mata dan niat, tundukkan pandangan! Jangan selalu semua orang yang dipersalahkan.. Tuh orang, yang memandang dengan liar dan berpikir liar, padahal foto cuman gambar potongan kepala doang: Berarti otaknya yang porno!!!

Gak beres, ngapain lekuk muka disamain dengan lekuk tubuh? sampe dihayatin segitunya? Kalopun si penghayal emang ngeres, apa si empunya foto yang salah?
Lantas pengkhayal yang hiper*** karena "baru liat foto kepala aja udah terangsang" itu samasekali gak salah?
Apa yang salah dari profil pic bergambar potongan kepala aja ha???
Ada apa ini..... yang nulis status kelewat alim apa orang sedunia yang terlalu penuh dosa???

Saya pasang foto kepala: Ya
Saya pasang foto setubuh.. eh, maksudnya seluruh tubuh: Enggak
Trus kalo tiba-tiba ada orang lewat, liat foto kepala dan otaknya sangklek tiba-tiba terangsang gitu? emangnya ada? apa saya terlalu porno? apa saya telalu tebuka? apa saya menggoda?
menggoda dari Hongkong iya.....

Hm..... waspadalah bagi Anda, para perempuan yang memuat foto wajah atau kepalanya di halaman manapun pada dunia maya, (karena menurut si pembuat status ini) Anda berdosa!!!
Duh.. atuuuut.....

Setidaknya, rata-rata perempuan yang memajang fotonya di fesbuk, akan berpikiran sama dengan saya ketika membaca status dari orang alim satu ini. Sejauh ini, foto profil kami tidak seksi.
Mudah-mudahan membaca tulisan ini lebih banyak manfaat daripada mudharatnya, dan membuat kita lebih bisa fokus pada diri sendiri daripada terlalu mengurusi urusan kecil orang lain. Jikapun terlalu hobi mengurusi orang lain, lebih baik pergi saja sana jadi sukarelawan HIV/AIDS di Afrika. Iman ada di hati, bukan di fesbuk.


Tubuhku tidak porno, apalagi wajahku. Yang porno otakmu!

Wassalam.

Friday, October 14, 2011

B a r a t

Aku ingin selalu berjalan ke arah Barat, perlahan berlari lalu kemudian terbang..... Agar waktuku tak habis dan selalu bertambah jam satu demi satu..... Kukumpulkan, ingin kuhadiahkan sebagai kado ulang tahunmu. Kuharap nanti ketika kamu sudah menjadi orang penting, kita bisa membuka bungkusan kadoku padamu, lalu bersama-sama bercengkerama didalamnya. Tanpa perlu ikatan batas jam kerjamu terganggu. Kita bisa menggila di sana. Bebas. Tidak ada yang bisa melihatnya barang sedetikpun. Karena mereka, orang-orang itu, tidak punya harta seperti isi kado yang telah kupersembahkan kepadamu. Walaupun untuk itu aku harus selalu kembali ke masa lalu untuk mengais sisa-sisa remahan waktuku yang terbuang cuma-cuma dulu. Dengan atau tanpa sadar, aku melakukannya hanya untuk kita. Tanpa pura-pura. Ssshut!

(untuk semua orang yang kusayangi dan tidak lagi ada di bumi)

.....yang tertinggal





Aku sudah terlalu sering
mati dalam mimpi.

Kemudian mendengar sapaan
angin dingin dari negeri yang jauh.

Di sana hanya ada teka-teki
yang lebih indah
daripada
jawaban penghibur.

Tapi ada kedamaian,
warna langit abu-abu,
dan mata mata yang syahdu.

Aku ingin kembali dalam mimpi,
walau mungkin
akan mati lagi.

00:56 am

Photography by. Lovelynda Laratiada

Monday, October 10, 2011

Apa yang Kamu Lakukan Saat Patah Hati (?)

Apa yang kamu lakukan saat patah hati?
Apakah kamu mendadak lebih menyayangi ranjang, tidur berhari-hari dan tidak ingat waktu. Atau menjadi perokok yang lebih aktif lagi, membaca novel-novel melankoli sambil sesekali menangis karena menonton film drama yang satu bulan lalu kamu tertawakan dengan terbahak-bahak karena romantikanya terlalu lebay. Sepertinya semua orang ingin tahu. Mereka menggosip, membicarakan hubunganmu yang rapuh di belakangmu. Padahal mereka teman-temanmu sendiri. Sepertinya perkataan semua orang tidak penting. Kamu tidak ingin mendengarnya. Kamu hanya ingin mendengar perkataan yang baik-baik saja.

Mungkin saja kamu membuat surat perpisahan pribadi untuknya sepanjang enam puluh halaman, yang sebagian besar isinya adalah keluh kesahmu sendiri. Dan akhirnya surat itu tidak pernah benar-benar kamu kirim ke tangan sasaran. Dan kamu sulit tidur selama berminggu-minggu. atau bahkan tidak tidur satu minggu penuh. Mungkin juga kamu akan menciptakan kata-kata galau atau puisi berjudul Duka.

Hubungan bertahun-tahun dan kamu sudah berusaha menjadi yang terbaik, membantu sebisa mungkin, dan memberikan semuanya. Terlalu banyak waktu yang hilang, yang sebenarnya bisa dipakai untuk mengembangkan diri sendiri. Tapi kamu tetap ngotot waktu itu untuk mempertahankan komitmen dengannya, padahal kamu sudah tahu kalau dia tidak konsisten?

dan, masih banyak lagi yang bisa dikeluhkan:
dan sebagainya dan sebagainya dan sebagainya.....

Sudahlah!!! ini saatnya bangkit!!!
Kamu sekarang merdeka! kamu bebas, lepas dan lebih bahagia.....
Oke, aku punya cara jitu biar ini jadi lelucon. Misalnya, pacar kamu selingkuh dengan janda. Bikin aja lagu kayak Titi Kamal:
"lay lay lay lay lay lay... panggil aku si Jablay,
abang jarang pulang aku jarang dibelai
anak kita sekarang udah besar
mulai bingung eh bapaknya nyasar
kenapa abang gak pulang-pulang... sayang
kepincut jande di Sulawesi"

Nah lucu kan lagunya... ( maksa?? biarin aja kale... suka-suka gue :P )

unyu unyu.....

Memangnya kenapa harus diingat-ingat sedihnya terus??? mau galau sampe kriting, sampe kriput dan cowok-cowok cuman nyisa yang tuwir......
Lawan Pembajak Cina!!! Abaikan si janda cina!!! ups..
Kita lebih baik karena kita mandiri dan merdeka.
Memangnya salah kalau kita tertawakan kesalahan lalu dan jadikan itu sebagai humor? hm.... untuk saat ini, bukan hal salah.
;)








Move on Lin.............................

Sunday, October 09, 2011

Duka


Aku takut perlahan-lahan mati dibunuh sepi

Dengan tikaman angin dingin yang menusuk sampai ke tulang-tulang

Aku takut memejamkan mata dan tak bangun lagi

Menghilang tanpa cerita yang tak sempat tersampaikan

Suara kipas angin dan dan celah-celah jendela seperti tak berfungsi melenyapkan kebungkaman ruangan

Tak lagi mati rasa, sekarang aku merasa kedinginan sekaligus gerah

Seperti duka, yang datang dan pergi dengan membawa pertemuan sekaligus pengakhiran

Duka tak pernah lupa membawa pertemuan, karena jiwa-jiwanya yang mengikat rasa itu

Duka juga sekaligus pengakhiran, untuk belajar pemaknaan tentang kembali ke Tuhan


...dari Tuhan, kembali ke Tuhan...


...dari Tuhan, kembali ke Tuhan...


...dari Tuhan, kembali ke Tuhan...

Saturday, October 08, 2011

hanya kata sapa saya saja

aku tidak terlalu mau sendiri
menggarap hati bersama mimpi yang terbang
saat kaki sudah berada di kepalamu
entah kenapa kepalaku tidak mau menoleh untuk melihatnya

mimpiku
hanya terbang tanpa batas
kadang tanpa suara, bersalahku
sunyi
yang meredam
ke semak belukar sesaji
di pedalaman yang jauh

kepingan-kepingan retakan hati yang hampir suci
tinggal setumpuk di kedua tanganku
yang menengadah
tapi sudah lama lusuh
"tolong, kujual ini tuan" sudah berkali kukatakan
tapi tak ada yang mau
"tolong tuan, kujual kelu ini pada Tuhan". . . . .

malam panjang, mimpi mati
seperti saat menanti terang,
mungkin sesekali nanti akan datang orang-orang
yang menolehkan kepalanya
dan tersenyum

kita sudah terlalu lama di sini
bercampur baur dengan wangi kembang yang
makin membusuk
mencoba untuk saling mengadu tentang semua
tentang nasib, tentang penantian dan rindu
dan bertanya terus
mengapa tidak matahari saja yang mengelilingi bumi

takdir
berucap: hanya kata sapa saya saja
kepadamu
dan kita mengeluh
segala hal yang menyangkut kesabaran, kesalahan

dan aku tidak terlalu mau lagi untuk sendiri
menggarap hati bersama mimpi
yang terbang.....
"tuan, kujual ini pada Tuhan".


Samarinda, 18.09.09
11:22 pm