Tuesday, October 21, 2014

ke ti ka

ke ti ka fatwa kau jadikan sebagai alat perebut kuasa

gerombolan anak manusia lacur dalam arus

limbur menggelora

sementara yang lain berlarian dengan kaki berdarah tusukan kaca

aku lelah

dengan hingar bingar teriakan penjual nama

yang menjanjikan masa depan dengan cermin buram masa lalu

yang muram

tak seberapa bersih dari noda

anjing terkekeh bercadar citra

sang raja melolong

mengancam pemilik gua kecil dengan adidayanya

lacak jejak mengalih perhatian seluruh penghuni rimba mala

agar mereka tak mengoceh lagi tentang kesepakatan yang maya

dan janji kian menyublim dalam panas udara

ke mana aku mesti bertanya

perihal cara penghapus duka penanti surga

dan perempuan - perempuan penjual lenguh

yang tertawa dalam rekayasa

saat erangan menjadi lagu abai yang biasa

hanya jadi senandung pengiring mandi pemilik tahta

yang di tanah jerih, yang di langit masih terlena

pun tubuhku zahir - baru bernafas pada masa sabda raja bisa

mematikan sesama saudaranya

masih pedih bersenggama

dengan duka dan luka masa lalu tanpa jeda

No comments:

Post a Comment

Ayo..... tekan tuts keyboardnya.....