Wednesday, March 28, 2012

Tentang Rindu (3)

Rindumu menderas hujan. Dan aku telah meminumnya. Tapi aku tetap kehausan. Maka dari bibirku, reguklah air rindu sepuasnya, bahkan mengering kerontang hingga kita tak perlu kenal lagi apa itu bosan.
“…hingga kita tak kenal lagi apa itu kehausan. Karena rindu mengairi bibir kita, dalam jarak sekalipun.”
Apakah desah pagi adalah iringan sepi yang mengarak rindumu? Seperti menjarah gudang tak berisi, rinduku hanya menampar kosong di rengkuh jemari pagi. Maka, dekatlah padaku. Tak perlu raga nyatamu. Seteguk napas dari bibirmu cukup untuk membunuh rinduku.
Segera araklah dupa hangatmu, dan taburkan di kelopak mataku yang menyisir sunyi rindu. Rindu tetaplah rindu. Meskipun tiada bagimu, aku akan menjemputnya untuk ada, dan untukmu.
Rindu itu luka, ternyata….. Inilah kemanjaan siang yang mengusir terik kepongahan. Seperti tak kenal malu, rindu itu terjun bebas ke pangkuanmu.
“Kangen tauuu…!”
Diam dibelit semesta maya. Terbang rendah diantara nalar dan jiwa yang tak kompromi. Mencintaimu tanpa aku bertanya lagi. Cintaku bersembunyi pada arakan risau. Meniti tak pasti di jembatan hatimu.
Tak terbilang satu cintaku yang memanah palung hatimu. Tak terbilang setiap rinduku yang meletupkan napas keindahan di tapal batas penantianku; menunggumu.
“Haruskah kita acuh dan mengingkari rasa saling itu?”
Apakah aku ada di sana dalam memori pengembaraanmu? Jika iya, akan kukatakan cinta detik ini juga, lugas tanpa praduga. Tidakkah kau tahu? Malam-malamku selalu bersimbah keluh kisah yang menguras janji. Karena aku percaya, mencintaimu adalah pilihan dari setiap hidup yang kuyakini. Meskipun barisan waktu menjepitku dalam penantian tak bertepi.
Di pusat badai rasaku, kamu adalah perjalanan ketabahan yang menguras kewarasan, juga ingkar logika. Satu detik yang berlalu adalah buncah getar yang gemetar; demi dan atas nama keakuan perasaan; utuh tulus untuk bersamamu.
“Lebih karena mencintaimu adalah karunia, aku menanggalkan seribu alasan mengapa memilihmu —saat ini atau nanti.”
Penantianku bertekuk pada lipatan sunyi yang mencekik. Kuisap gerah yang telantarkan galau. Masihkah tanda cintamu untukku? Semoga, nyata.
“Kapan kau tepati janjimu?”

By. Moammar Emka
(Catatan ini merupakan kumpulan potongan beberapa tulisan di blog Moammar Emka yang sengaja saya disusun acak)

Sunday, March 25, 2012

Tentang Rindu (2)

Kembalilah seperti dulu, saat kamu melupakan waktu, demi sapa rindu hingga pagi menjelang #M. Kerinduan seperti bermata pisau, menusuk kegelisahan dengan telak di titik yang paling rapuh. Sialan! Meledaklah sebagai keindahan. Biarkan berhamburan di halaman kealfaanku. Kamu, rindu.
Yang paling menyesakkan, di tengah keramaian, rindu bertahta sebagai rasa yang bergaduh; menarikan luka. Sampai kapan kita bertukar rasa bisu? Sapa yang teretas, serupa daun kering di muram senja.
Sampai pertanyaan “sampai kapan” itu tak ada, aku akan terjaga; menunggumu dengan setia. Rindu itu luka, ternyata. Teruslah menjauh teruslah lukai aku dengan rindu sampai kamu bosan.

By. Moammar Emka
(Catatan ini merupakan kumpulan dari beberapa tweet di @moammaremka akun twitter pribadi Moammar Emka yang sengaja saya susun acak)

Saturday, March 24, 2012

Tentang Rindu (1)

Aku akan tetap di sini; menantimu hingga hilang akal, bahwa melupakanmu adalah caraku merindukanmu. Namanya juga cinta pandangan pertama. Belum tentu bertahan lama. Perjalanan, jawabannya. Namanya juga menunggu, ketabahan yang jadi jawabannya.
Aku terjebak di simpang jalan. Takut melangkah; berlawanan arah dengan jalanmu. Tahu apa aku ini tentang cinta sejati. Aku hanya tahu; mencintaimu. Dan itu yakinku. Selesai. Aku tak punya banyak janji selain mencintaimu dengan segala keterbatasanku. Kalau kurang, tolong kamu yang melengkapi.
Kepadamu, #M, kualamatkan setiap cinta yang terungkap lengkap dan setiap rindu terkuak berkerak.

By. Moammar Emka
(Catatan ini merupakan kumpulan dari beberapa tweet di @moammaremka akun twitter pribadi Moammar Emka yang sengaja saya susun acak)

Monday, March 12, 2012

You Should Date a Girl Who Reads (By. Rosemarie Urquico)








You should date a girl who reads.

Date a girl who reads. Date a girl who spends her money on books instead of clothes, who has problems with closet space because she has too many books. Date a girl who has a list of books she wants to read, who has had a library card since she was twelve.

Find a girl who reads. You’ll know that she does because she will always have an unread book in her bag. She’s the one lovingly looking over the shelves in the bookstore, the one who quietly cries out when she has found the book she wants. You see that weird chick sniffing the pages of an old book in a secondhand book shop? That’s the reader. They can never resist smelling the pages, especially when they are yellow and worn.

She’s the girl reading while waiting in that coffee shop down the street. If you take a peek at her mug, the non-dairy creamer is floating on top because she’s kind of engrossed already. Lost in a world of the author’s making. Sit down. She might give you a glare, as most girls who read do not like to be interrupted. Ask her if she likes the book.

Buy her another cup of coffee.

Let her know what you really think of Murakami. See if she got through the first chapter of Fellowship. Understand that if she says she understood James Joyce’s Ulysses she’s just saying that to sound intelligent. Ask her if she loves Alice or she would like to be Alice.

It’s easy to date a girl who reads. Give her books for her birthday, for Christmas, for anniversaries. Give her the gift of words, in poetry and in song. Give her Neruda, Pound, Sexton, Cummings. Let her know that you understand that words are love. Understand that she knows the difference between books and reality but by god, she’s going to try to make her life a little like her favorite book. It will never be your fault if she does.

She has to give it a shot somehow.

Lie to her. If she understands syntax, she will understand your need to lie. Behind words are other things: motivation, value, nuance, dialogue. It will not be the end of the world.

Fail her. Because a girl who reads knows that failure always leads up to the climax. Because girls who read understand that all things must come to end, but that you can always write a sequel. That you can begin again and again and still be the hero. That life is meant to have a villain or two.

Why be frightened of everything that you are not? Girls who read understand that people, like characters, develop. Except in the Twilight series.

If you find a girl who reads, keep her close. When you find her up at 2 AM clutching a book to her chest and weeping, make her a cup of tea and hold her. You may lose her for a couple of hours but she will always come back to you. She’ll talk as if the characters in the book are real, because for a while, they always are.

You will propose on a hot air balloon. Or during a rock concert. Or very casually next time she’s sick. Over Skype.

You will smile so hard you will wonder why your heart hasn’t burst and bled out all over your chest yet. You will write the story of your lives, have kids with strange names and even stranger tastes. She will introduce your children to the Cat in the Hat and Aslan, maybe in the same day. You will walk the winters of your old age together and she will recite Keats under her breath while you shake the snow off your boots.

Date a girl who reads because you deserve it. You deserve a girl who can give you the most colorful life imaginable. If you can only give her monotony, and stale hours and half-baked proposals, then you’re better off alone. If you want the world and the worlds beyond it, date a girl who reads.

Or better yet, date a girl who writes.


;)